Home Info Tangerang Perbaikan Drainase Kota Tangerang Dikebut 2025 untuk Cegah Banjir Musiman

Perbaikan Drainase Kota Tangerang Dikebut 2025 untuk Cegah Banjir Musiman

0

Pemerintah Kota Tangerang tengah fokus menjalankan proyek besar perbaikan drainase kota Tangerang sepanjang tahun 2025 sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk mengatasi banjir musiman yang selama ini menghantui warga. Selain memperbaiki jalan, Pemkot juga melakukan rehabilitasi saluran air, turap jebol, hingga normalisasi gorong-gorong di berbagai titik rawan. Proyek ini bukan hanya menjawab keluhan masyarakat, tapi juga jadi bukti bahwa tata kelola perkotaan semakin adaptif terhadap perubahan iklim.

Dalam enam bulan pertama tahun ini, Dinas PUPR Kota Tangerang telah berhasil mengerjakan sejumlah saluran air utama di kawasan padat penduduk seperti Karang Tengah, Cipondoh, Ciledug, dan Poris Plawad. Di beberapa lokasi, proses perbaikan drainase dilakukan bersamaan dengan proyek perbaikan jalan Tangerang, sehingga lebih efisien dalam segi waktu dan anggaran. Warga menyambut baik langkah ini karena terbukti bisa mengurangi genangan yang biasanya muncul tiap hujan deras.

Artikel ini akan membahas secara lengkap bagaimana perbaikan drainase kota Tangerang dilakukan, di mana saja titik prioritasnya, apa dampaknya terhadap lingkungan, dan bagaimana kerja sama antara pemerintah dan warga dalam menjaga hasil pembangunan. Termasuk juga penjelasan seputar progres terkini dan bagaimana strategi Pemkot ke depannya agar pelayanan drainase lebih optimal dan tahan lama.

Strategi Penanganan Drainase Kota yang Lebih Serius

Drainase kota merupakan salah satu sistem penting dalam menjaga kualitas hidup masyarakat perkotaan. Di Tangerang, sistem drainase yang ada memang sudah berusia puluhan tahun dan banyak yang mengalami penyempitan serta sumbatan. Oleh karena itu, perbaikan drainase kota tangerang menjadi kebutuhan mendesak yang tak bisa ditunda lagi, terutama untuk wilayah dengan tingkat kepadatan tinggi dan topografi rendah.

Menurut keterangan dari Dinas PUPR, program rehabilitasi drainase difokuskan pada area yang memiliki riwayat banjir parah, seperti Karang Tengah dan Cipondoh Timur. Selain mengganti saluran lama yang sudah rusak, dinas juga memperbaiki turap yang jebol, memperlebar saluran primer, dan membangun sistem resapan air di sekitar permukiman padat.

Langkah ini diambil agar drainase kota Tangerang mampu menampung debit air yang tinggi saat musim hujan, serta meminimalisir limpahan air ke jalanan yang menyebabkan kemacetan. Pemerintah juga menggunakan material yang lebih tahan lama dan menerapkan teknologi pengukuran aliran air digital untuk memantau kapasitas saluran secara real time.

Titik Perbaikan Drainase Kota Tangerang di Semester Pertama

Untuk menjawab pertanyaan warga tentang perbaikan drainase kota Tangerang di mana saja, berikut beberapa titik utama yang sudah atau sedang dikerjakan pada semester pertama 2025:

  1. Karang Tengah: Rehabilitasi turap sepanjang 1,2 km dan pelebaran saluran sekunder
  2. Ciledug: Normalisasi saluran air RW 01–05, pembangunan sumur resapan
  3. Cipondoh: Perbaikan gorong-gorong jebol di Jl. Irigasi Sipon
  4. Jatiuwung: Penggantian box culvert di area perbatasan industri
  5. Poris Plawad: Revitalisasi drainase utama di depan Pasar Baru

Proyek ini dikerjakan dengan mengedepankan prinsip efisiensi dan pengawasan langsung. Bahkan, di beberapa titik, pekerjaan dilakukan malam hari agar tidak mengganggu aktivitas warga. Progres tiap titik bisa dilihat di situs resmi Pemkot Tangerang atau melalui pengumuman RT/RW setempat.

Sinkronisasi dengan Program Perbaikan Jalan

Menariknya, perbaikan saluran air ini juga disinergikan dengan program perbaikan jalan Tangerang yang dilakukan secara masif tahun ini. Saat jalan diperbaiki, drainase yang berada di sisi kiri-kanan juga ikut diganti atau diperlebar. Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya dan waktu pengerjaan.

Misalnya di wilayah Tanah Tinggi dan Jalan Benteng Betawi, proyek jalan aspal beton dilengkapi dengan box culvert dan penutup saluran yang memungkinkan pedestrian tetap nyaman dan air tetap mengalir lancar. Inilah bentuk pelayanan kota Tangerang yang semakin terintegrasi dan mengutamakan kenyamanan jangka panjang.

Pembangunan terpadu seperti ini juga mengurangi risiko tumpang tindih proyek yang selama ini sering jadi keluhan warga, seperti baru selesai aspal tapi beberapa bulan kemudian digali lagi untuk saluran air.

Manfaat Langsung bagi Lingkungan dan Kesehatan

Selain untuk kelancaran lalu lintas dan estetika kota, perbaikan drainase kota Tangerang juga berdampak langsung pada kesehatan lingkungan. Daerah yang memiliki saluran air lancar cenderung bebas genangan, lebih bersih, dan tidak menjadi sarang nyamuk penyebab DBD.

Di beberapa RW di Karang Tengah, warga mengaku kini tidak lagi cemas saat hujan turun karena air langsung mengalir ke saluran besar yang sudah diperlebar. Hal ini membantu mengurangi potensi longsor, kerusakan jalan, dan banjir rumah.

Pemerintah juga mendorong warga untuk tidak membuang sampah ke saluran, serta menyediakan tempat pembuangan limbah rumah tangga yang lebih tertata agar drainase tidak kembali tersumbat. Edukasi lingkungan juga dilakukan lewat sekolah dan forum warga.

Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat

Kunci sukses dari pembangunan infrastruktur kota bukan hanya di tangan pemerintah, tetapi juga keterlibatan masyarakat. Dinas PUPR secara rutin menerima laporan dan masukan warga lewat aplikasi LAKSA, yang terbukti efektif untuk pelaporan kondisi jalan dan drainase rusak.

RT, RW, dan tokoh masyarakat juga dilibatkan dalam survei lokasi, penjadwalan pekerjaan, hingga evaluasi akhir. Dengan begitu, proyek yang berjalan benar-benar menjawab kebutuhan warga, bukan hanya berdasarkan data kantor.

Pelayanan kota Tangerang yang partisipatif ini patut diapresiasi karena membangun rasa memiliki bersama terhadap fasilitas publik. Bahkan, di beberapa titik, warga turut bergotong royong membersihkan saluran air dan menjaga hasil pembangunan agar tidak cepat rusak.

Rencana Jangka Panjang Drainase Kota

Untuk memastikan perbaikan ini bersifat jangka panjang, Pemerintah Kota Tangerang juga menyiapkan peta jalan rehabilitasi drainase hingga 2029. Fokus utama adalah memperkuat saluran primer di lima kecamatan besar, membuat sistem interkoneksi antar saluran, serta menyiapkan sistem monitoring debit air berbasis sensor.

Selain itu, Kota Tangerang juga akan membangun kolam retensi tambahan di wilayah yang rawan banjir seperti Batuceper dan Periuk. Kolam ini berfungsi sebagai penampungan sementara air hujan sebelum dialirkan ke saluran utama.

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, bukan tidak mungkin Tangerang akan menjadi kota metropolitan bebas banjir dalam lima tahun ke depan. Tentu saja, ini butuh konsistensi, anggaran yang kuat, dan keterlibatan semua elemen masyarakat.

FAQ

Apa saja titik perbaikan drainase Kota Tangerang tahun ini?
Antara lain Karang Tengah, Ciledug, Cipondoh, Jatiuwung, dan Poris Plawad. Fokusnya pada saluran rusak, turap jebol, dan sistem resapan air.

Mengapa drainase perlu diperbaiki?
Karena banyak saluran sudah tua, tersumbat, atau terlalu kecil, yang memicu banjir dan genangan saat hujan lebat.

Apakah proyek drainase ini berkaitan dengan perbaikan jalan?
Ya, banyak proyek jalan dikombinasikan dengan perbaikan drainase agar lebih efisien dan tidak tumpang tindih.

Bagaimana cara warga melaporkan saluran rusak?
Lewat aplikasi LAKSA, RT/RW, atau langsung ke Dinas PUPR melalui kanal pengaduan resmi.

Apa manfaatnya bagi warga?
Lingkungan jadi lebih sehat, bebas genangan, mengurangi banjir, serta mendukung mobilitas dan estetika kawasan.

 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version